“Aku gak mau lagi ketemu kamu.
Mulai sekarang kita putus!” Suara itu terdengar tatkala saya berjalan melewati
sebuah sekolah menengah pertama.
Ya, fenomena pacaran kini sedang
marak dikenal, apalagi di kalangan remaja-remaja. Remaja-remaja zaman sekarang
sudah tak asing lagi mendengar kata pacaran. Pacaran sudah mendarah daging di
kalangan remaja, bahkan banyak remaja yang merasa minder kalau dirinya belum
pacaran. Berbagai istilah yang berkaitan dengan pacaran seringkali terdengar di
telinga kita, seperti putus, tembak, LDR, dan sebagainya.
Berbagai alasan dikemukakan para
remaja terkait mereka-mereka yang telah berpacaran. Ada yang berkata bahwa
pacaran akan menjadi motivasi belajar mereka, ada juga yang sekadar main-main
saja, dan ada juga yang berniat melakukan tindakan negatif dengan berpacaran.
Beberapa remaja juga mengaku bahwa mereka malu dengan temannya yang sudah
berpacaran, sehingga ia ikut terjerumus dalam fenomena pacaran. Mereka yang
berpacaran memercayai bahwa pacaran merupakan hal yang wajar-wajar saja.
Berita di televisi seringkali
menayangkan berita-berita yang berkaitan dengan pacaran. Ada remaja yang nekat
bunuh diri karena diputus oleh pacarnya. Tak lupa pula di ingatan kita
bagaimana kasus seorang lelaki yang membunuh seluruh keluarga pacarnya karena
mereka tidak direstui oleh keluarga korban. Berbagai kasus hamil di luar nikah
pun menjadi topik sehari-hari kita saat ini, yang tak lain dan tak bukan karena
berawal dari fenomena pacaran. Intinya, pacaran akan cenderung menyebabkan
penyimpangan sosial di kalangan masyarakat luas. Apakah kita mau menjadi
tersangka dalam kasus pembunuhan karena alasan yang sepele? Petuah mengatakan
bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati.
Dalam islam kita mengenal istilah
zina. Islam melarang dengan keras hal yang berhubungan dengan zina dan hal-hal
yang dapat menyebabkan perzinaan. Hukumannya pun berat untuk orang yang telah
berzina. Fakta dan data menyebutkan bahwa pacaran merupakan pangkal dari kasus
perzinaan, seperti hamil di luar nikah. Oleh karena itu, kita sebagai seorang
muslim yang taat seharusnya kita menjauhi pacaran. Banyak hal yang dapat kita
jadikan sebagai motivasi belajar kita, selain pacaran. Pun kalau boleh dikata, pacaran
tidak ada gunanya sama sekali. Pacaran hanya akan menimbulkan dosa dan
kesengsaraan bagi siapa saja yang pernah terlibat dengannya.
Sebagai pelajar yang haus ilmu,
seharusnya kita mendalami pelajaran agama secara mendalam. Pelajaran agama
sangatlah dibutuhkan dalam membentuk pondasi keimanan yang kokoh. Fokus pada
mimpi yang telah kamu rancang, dan jangan sampai pacaran menghancurleburkan
seluruh mimpi-mimpimu itu. Tatap masa depan indah tanpa pacaran...
eh pacaran boleh kok,
BalasHapus.
.
.
.
asalkan udah nikah, haha